Berawal
dari sebuah cita-cita yang sangat mulia, yang terpendam lama dalam lubuk hati
bapak KH. Abdul Ghoni dan almarhumah ibu Hj. Siti khodijah yang selalu
mendambakan terwujudnya sebuah lembaga pendidikan islami yang berbentuk pondok
pesantren yang menyeimbangkan antara ilmu akhirat dan ilmu dunia ( fiddunya
hasanah wafil akhiroti hasanah ) yang berorientasi kepada kepentingan ummat.
Sebagai realisasinya, pada th 1988 beliau merintis kader dengan mengirim
seorang putranya yang baru tamat SLTPN yang
bernama KH. Mukti Ali, S.Pd.I. ke Pondok Pesantren DARUSSALAM Sindang Sari-Kersamanah-Garut-Jawa
Barat, yang beberapa tahun kemudian diikuti oleh cucu-cucunya secara
berturut-turut, mereka adalah ; Ust. Muhammad Syauqi, S.Pd.I., Ust. H. Mukhtar
Kusuma Atmaja, Lc, Ust. Nanang Qosim, S.Pd.I, Ust. H. Mukhlis Setiawan, S.S.I,
Ust. Ahmad Ru’yat, S.SOS.I dan Ust. Muslim Effendi S.E.I.
Pada
tahun 1993 beberapa bulan sebelum wafat almarhumah Ibu Hj. Siti khodijah dan
bapak KH. Abdul Ghoni mewakafkan tanah di blok pendeuy, masing-masing seluas 1
hektare, jumlah 2 hektare, untuk dijadikan sarana pesantren, yang
pengelolaannya diserahkan kepada putra beliau KH. Mukti Ali, S.Pd.I. sekaligus
menjadi nazhir wakaf tanah tersebut.
Namun pada saat itu pengelolaannya masih vacum karena setelah 6 tahun menuntut
ilmu di Garut, Bapak KH. Mukti Ali, S.Pd.I. melanjutkan studinya atas wasiat kedua orang
tua beliau ke tanah suci Makkah Al-Mukarromah untuk menimba ilmu dari para
masyayikh (Ulama) di sana, diantaranya di Al-Shoulatiyya school di bawah
pimpinan Al-Syeikh Abdul Majid, 200 meteran dari Masjidil harom dan di dua
ma’had yang berlokasi di Al-Rusyaifa yang masing-masing di bawah asuhan dan
bimbingan Al-Aalim Al-Allaamah Al-Mufassir Wal-Muhaddits Wal-Faqieh Prof. Dr.
Al-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Hasany Al-Maaliky dan Al-Aalim Al-Allaamah
Al-Mufassir Wal-Muhaddits Wal-Faqieh Dr. Al-Syeikh Muhammad bin Ismail bin
Utsman Al-Zein Al-Syaafi’ie, juga pada Al’Aalim Al-Allaamah Al-Mufassir
Wal-Muhaddits Al-Syeikh Abdurrohman Al-Makky Al-hanafy di Masjidil harom dll
Hafizhohumullohu ta’ala. Demikian juga dengan kader-kader yang lain, setamatnya
dari pesantren DARUSSALAM mereka melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi.
Pada
tahun 2004 sekembalinya bapak KH. Mukti Ali, S.Pd.I, dari Makkah Al-mukarromah, berdatanganlah para
santri yang barasal dari kampung sekitar dan dari beberapa kabupaten di Jawa
Barat, dari Medan Sumatra Utara dan dari Nangroe Aceh Darussalam, maka
dirintislah sebuah Pesantren dengan jumlah santri 19 orang. Setelah berjalan
satu tahun setengah tepatnya pada tanggal 22 november 2005 diadakanlah
musyawarah antara Bapak KH. Mukti Ali,
S.Pd.I, dengan Bapak KH. Cecep Ishak Asy’ari Mu’thy dan Al-ustadz H. Mukhlis
Setiawan, S.S.I, yang pada saat itu beliau (Ust. H. Mukhlis Setiawan, S.S.I.)
baru menyelesaikan studi program S1 nya dari UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta,
tentang pondok pesantren terpadu. Dan pada tanggal 31 januari 2006 atas do’a
dan restu dari Bapak KH. Abdul Ghoni, keluarga dan Bapak-Bapak Pimpinan Pondok
Pesantren Darussalam Garut diresmikanlah Pondok Pesantren terpadu dengan system
GONTOR DAN SALAFIYAH dengan nama “ FAJRUSSALAM”.
Tahun pelajaran pertama 2006-2007
jumlah santri 19 orang dengan santri terjauh dari Medan dan Aceh. Dan Alhamdulillah 2 dari 3 orang santri asal medan berhasil melanjutkan
studinya ke Makkah al’Mukarromah. Dan pada tahun pelajaran 2011-2012,
alhamdulillah kuantitas santripun bertambah dan datang dari berbagai daerah
kecamatan di kabupaten bogor dan beberapa kabupaten di Jawa Barat dengan jumlah
seluruhnya 110 orang serta jumlah tenaga pengajar 20 orang. Selama kurun waktu
6 tahun perjalanan Pondok Pesantren Fajrussalam, Alhamdulillah pasilitas Pondok
Pesantren slalu bertambah seperi
bangunan dan luas areal tanah Pesantren yang kini menjadi 2,5 hektare.